Natalia
Hesty Tri Handayani, M.Pd.
SMP Negeri 20 Singkawang
JELAJAH WAKTU, SINGKAWANG
‘TEMPO DOELOE’
Kemudian, atas nama rindu, kutelusuri
bayangan pada cerita yang pernah menggiringku menyusuri sudut-sudut kota itu.
Di antara pecinan tua, bangunan serta gereja bergaya Belanda, kuil-kuil
bersahaja dengan semarak aroma dupa yang mesra bertetangga dengan Masjid Raya.
Ingatkah kau tentang menara PDAM kota kita yang menjulang gemilang serta kokoh
melegenda. Taman Burung yang sudah ditinggalkan seluruh penghuninya, hingga
keruhnya sungai yang tetap setia dan mesra membelah jantung kota. Bukankah
setiap langkah dari kaki sanggup membawa pergi ke tempat mana pun yang kita
ingini, tapi bagaimana halnya dengan hati yang terlanjur tertinggal di kota
ini? Masih atas nama rindu, karena jika kau mencintai sesuatu, setiap kali
bayangannya sirna dan berlalu, kau akan kehilangan sebagian dari
dirimu.
Apa yang istimewa dari sebuah kota selain eksotisme budayanya, selain denyar
keramahan penduduknya, selain cita rasa kuliner khasnya yang pantang enyah
karena terlanjur lengket di lidah. Tak lain tak bukan jawabannya berkisar pada
kenangan. Sebuah sejarah berlabel kenangan menjadi sesuatu yang mutlak tak
tertawar dan mangkus menyita sebagian besar memori hidup setiap manusia.
Keberadaan suatu kota yang sanggup melestarikan cagar budayanya seolah
menjadi jawaban untuk menaungi kenangan masa silam setiap orang yang
sempat terlibat secara emosional.
Artikel kali ini akan memanjakan mata dan ingatan pembaca dengan mengajak bernostalgia,
menjelajah waktu, kembali ke masa lalu. Menelusuri sudut-sudut Kota Amoi, yang
dari sumber utama yakni arsip foto-foto dari Pastor Yeremias Melis, OFM.Cap.,
Kearsipan Perpustakaan Daerah Singkawang, maupun berbagai sumber, gambar-gambar
pengingat masa lalu yang terserak itu didapatkan. Foto-foto yang didapat dari
Pastor Yerry bersumber dari buku yang beliau miliki. Tak lupa di beberapa objek
foto terdahulu yang masih dapat ditelusuri keberadaannya disertakan sebagai
pembanding sekaligus sebagai pemutar kenangan masa
silam.
Hidup ini penuh warna jika dalam ingatan,
kita berhasil merekam begitu banyak kenangan. Hidup ini sarat arti jika kita
menilainya dari sudut pandang hati. Hidup ini indah jika kita sanggup
menertawakan segala keluh kesah tanpa melupakan sejarah. Kita sering kali terus
menerus melihat ke luar, namun lupa menengok ke dalam diri karena menganggap
terlalu hambar. Kita berulang kali lebih peduli dengan sejarah sesuatu yang
asing dan justru abai pada kisah bumi kelahiran yang sebenarnya sanggup jadi
pembanding. Kita acapkali sukses menancapkan cerita tentang tanah seberang di
dalam kepala, sementara kisah tanah berpijak kita seolah dimaklumkan untuk
terlupa.
Sejarah kita bukan produk karbitan, ia lahir karena tempaan zaman. Jika dapat
bertahan di tengah perubahan adalah sesuatu yang mengagumkan dan pasti penuh
dengan perjuangan. Dinamika kehidupan menghasilkan transformasi kebudayaan,
dapatkah dipertahankan, setidaknya bisakah kita menjaganya tetap utuh dalam
kotak-kotak bernama ingatan yang pada akhirnya akan kita abadikan dalam sesuatu
yang kita sebut sebagai kenangan. Karena apa yang kita anggap sebagai kenangan
sejarah masa lalu, demikian halnya akan dianggapkan oleh anak cucu kita saat
memandang wajah kita sekarang di masa depan. Ya, kita juga adalah cikal bakal sejarah
yang mungkin saja abadi dan lestari dalam kenangan, atau bahkan lindap dari
ingatan masa depan. (Hes)
0 komentar:
Posting Komentar